Thursday, November 24, 2011

Day 2: Crazy Walking Day

Second day

Setelah tidur ngiler karena kecapean, hari kedua dilalui dengan pergi ke Sentosa Island. Perginya agak sedikit telat padahal awalnya mo pergi pagi buta. Diawali dengan sarapan kupon gratisan dari Betel Box. Lumayan lah restonya. Tapi, menunya agak sedikit meragukan. Selain pork masalah g masih ada satu lagi, Telor. Jadi yang paaling aman adalah buah. So, I ordered fresh fruit with yogurt dengan segelas kecil orange jus. Lumayan lah buat jaga stamina ma mental karena harus mendampingi bapak pejabat (hahahaha).



Beda sama hari kemaren yang ditemani oleh kaka Sukma, hari kedua kita jalan sendiri. Dengan modal map MRT sama map jalan2 di Singapore, jalan deh kita. Tujuan pertama adalah Sentosa Island. Cuaca syukurnya lagi cerah banget, jadi ya pas lah pergi kesana. Naek MRT Paya Lebar sampe di Harbour Front. Abis itu  ke lantai tiga buat naek Sentosa Express dari Vivo City. Di sentosa island, liat pantai buatan (lumayan lah, setidaknya buatan yang ini lebih bagus dibanding yang asli di negeri ancol), ngeskrim di McD (eh gelatinnya???), putu2 di Merlion versi Sentosa,  poto di USS, casino dan sekitarnya (destinasi sejuta umat, bukan di dalem USSnya, di Depannya!!). Pas di USS sempet ujan sih, tapi ga lama.

Candy Tree @ Sentosa

Salah Satu Pantai Buatan di Sentosa













Karena udah lumayan siang, kita balik ke Vivo buat lunch. Kita makan di Food Republik di situ n makan hot pot tom yam seafood (klo yang ini aman lah, dari pada padang lagi :)). Oiya, Di lantai paling atas ada pemandangan ok. buanget. Namanya Southern Ridges. Jadi itu kaya backyard-nya Vivo. Jadi di situ, bisa ngeliat Port, Sentosa sama  Cable Car.


Hot Plate @Food Republic (Vivo City)


Southern Ridges (Vivo City)

China Town

Clarke Quay





















Next destination was Little China. Jadi, kita naek MRT ke Harbour Front to Little China. Little China ok sih, tapi ga terlalu eksplor banyak. Foto2 bentar trus langsung menuju Clarke Quay berjalan kaki. Seru sih jalan kaki itu. Jadi bisa sekalian foto2 norak yang nunjukin kita di Singapore. Kita nyampe di Clarke Quay sayangnya masih sore. Jadi ya ga bisa ngeliat lampu2 disana. Alhasil foto seadanya aja. Lumayan lah, karena baru aja slese ujan, jadi awan n langitnya lumayan bagus. Dapet lah foto yang ok n unik. Dikira udah deket ke bugis, akhirnya kita lanjut jalan. Disini nih mulai kerasa capeknya, tapi (selalu) ada aja yang menarik di negri ini. Foto lagi lah di beberapa tempat seperti di Armenian Church n Art Museum.

Armenian Church


















Pas nyampe Bugis, biasalah, pasti yang diliat souvenir..Eh ada yang murah banget, lumayan buat oleh2 pulang kampung. Trus, kita juga sempet dinner di Kampong Glam. Kampong Glam itu nama daerah yang dihuni oleh keturunan Melayu. Makanannya pasti yah makanan melayu (sebenernya ga jauh beda sama makanan di Jakarta). G order nasi lemak (pertama kali makan nasi lemak) n Pak Pejabat makan nasi goreng seafood. Yang paling enak adalah teh tariknya *mungkin kebawa suasana. Tapi itu emang enak beneran.




Karena udah malem banget, kita pulang..Capeuk euy...
Di jalan pulang, di Geylang ada banyak orang gelar nobar Final Sepak Bola Sea Games antara Indonesia vs Malaysia. Emang agak telat sih nontonnya. Waktu itu skor udah 1-1. Sebenernya yang menarik dari pertandingan itu bukan pertandingannya aja tapi kita deg2an nonton di tengah2 perkumpulan orang keturunan melayu. Gak tau sih sebenernya sih mereka warga negara mana. Cuma yang pasti mereka dukung Malaysia. Jiah.. rada nahan teriakan dan kata2 yang ga proper waktu Indo masukin or gagal masukin bola ke gawang pas tos-tosan hahahah.

Masih blom beres nih cerita hari kedua. Karena kita tinggal di Red District, jadi baru ketauan itu red pas malem2. Rame cuy...sama amoy2 n some of them, i think, is Indonesian. Tapi Geylang, gak seperti Kota (Jakarta). Maksud g,di Geylang (tepatya Joo Chiat) emang gak serem n gak gelap. Seru n unik lah banyak yang berpakaian tidak senonoh...hahahah.

Monday, November 21, 2011

Catatan Hari Pertama

Luar Biasa...
Akhirnya tiba di negeri orang lain juga..
For me, ini untuk kedua kalinya naek pesawat setelah berjuta-juta tahun yang lalu..

Day 1
I arrived at Soetta about 10.00 am. Filght jam 11.25. Karena perginya bersama Bpk. Praditya Janu Wisaksono dan dia telat, jadi terpaksa harus menunggu die di terminal 2D.  Sampai jam 10.45, si bpk pejabat belum juga muncul. Then, I decided to check in 1st. So, I came to the Tiger counter to get Bording Pass. Jam menunjukkan pukul 11.15. Akhirnya si Bpk muncul juga. Langsung ngadu sprint ke counter Tiger. Untungnya, Mba petugas baru membalik papan opennya. Jadi yah masih bisa dibalik lagi..hehehhee

Then, we moved to the immigration counter. Mulus, tidak ada kendala. Langsung ngadu marathon.. Jauh bener jo.. Berasa lari maraton 10Km.. 11.20 sampe di tempat nunggu (ga tau namanya apa tempat tunggu itu). Pas sampe di tempat itu, kok ga ada tanda2 pesawatnya udah dateng. Ternyata bener, delay 45 m. Yah no wonder lah. Udah banyak yang nge-post cerita yang sama sebelumnya. Setelah approximately 45 m, akhirnya pesawatnya nyampe. Naeklah kita ke pesawatnya. Ternyata ga buruk ya pesawatnya. Atau itu di bawah standar ya?? secara blom pernah naek pesawat setelah pertama kali terbang waktu SD. Trus,... terbanglah pesawatnya.. Liat2 keluar jendela dan foto2 kaya orang norak. Yah maklumlah.. Sepanjang penerbangan yah lumayan menikmatilah, walaupun banyak turbulancenya. Oh iya, hal yang menarik lagi adalah kuping g super sakit pas mo landing. Buset dah, kayanya mo pecah gendang telinga. Percaya apa ga, g masih budeg sampe hari kedua pagi.
  
Ternyata gak terlalu jauh Singapore..Kayanya ga sampe 2 jam, kita dah sampe di Budget Terminal di Changi. First  impression dari terminal itu adalah.."Bagusan Soetta ya"..*sambil menyes-menyes (senyum2) sendiri Setelah ke imigrasi, (horay akhirnya di cap juga paspor!) kita langsung keluar terminal buat ketemu Sukma (temennya Bpk Pejabat). Wuhhh sangat berterima sekali dengan Sukma, karena telah menghilangkan muka dungu kita pas sampe di Changi. Then, we took a bus to terminal 2 to get MRT. Ternyata terminal 2 membuat g menarik ucapan g soal Changi sebelumnya. That terminal is fantastic. Karena kita udah punya kartu MRT (thanks to Yuda n Umar), jadi kita cuma top up saldonya. Pertama kalinya ketauan dungu, waktu mau top up MRT ticket. Jelas jelas tulisannya Notes, kenapa kartu dimasukin kesitu..Sangking paniknya sambil maksain kartu supaya masuk ke tempat masukin duit, akhirnya someone  behind me help me to calm me down. Selese juga tuh top up yang memakan duit minimal $10.

MRT is breath taking.. Mungkin karena ga ada transportasi massal yang serapih, sebersih, setertib itu di negeri sendiri. Sangking kagumnya, kita took a picture for the 1st time di MRT itu loh semenjak pertama kali menginjakan kaki di bumi Singapura.
Our very 1st destination was Paya Lebar. Our hostel is located in Geylang, near by station Paya Lebar. Sambil celingak celinguk liat kota yang kebetulan lagi musim hujan (Yah! *tepok jidat), we interchanged to Tanah Merah station. Ada fotonya loh...

Abis itu langsung deh ganti MRT yang ke Paya Lebar. Perjalanan sekitar 20 menit lah. Turun dari MRT langsung di sambut sama turunnya hujan n boso Jowo orang2 Indonesia disana. Bpk pejabat ketemu banyak sodaranya in Singapore *ngakak abis. Ujan lumayan gede, akhirnya harus stay di station sekitar 15 m. Setelah lumayan reda, kita langsung melanjutkan perjalanan ke hostel (Betel Box). Tau sih jauh dari MRT station, tapi ini jauhnya udah keterlaluan. Hampir 20 menitan lah jalannya.

Hotel ini kan terletak di Geylang (which is Red District) tepatnya di Jl. Joo Chiat nambah petualangan ini makin jadi beneran petualangan. Nyampe, langsung confirm the booking (sebelumnya udah booking online) and settle the payment, 3 days for 1 bunk cost $60. Abis itu, langsung diajak ke kamar buat beres2 tempat tidur sendiri (tepok jidat lagi,..oh iya ini ho(s)tel ya).

Lanjut, abis berberes, kita lanjut ke Orchard. Karena hujan tambah deras, jadi kita mutusin naek bis yang haltenya terdekat dari penginapan (males balik lagi ke MRT station). Naek bis, sebenyernya enak tapi, sayangnya gak ada permberitahuan klo bis mau berhenti. Untungnya, Sukma punya IPhone jadi die bantuin kita to get to Orchard. Sampai di Orchard, yah.. apalagi selaen mengunjungi malls. Tapi, malem di Orchard tuh seru. Banyak lampu2, patung-patung gajah (lagi ada festival gajah), luxurious store, christmas tree and (again) Indonesian.
Orchard rame. Mungkin weekend jadi rame banget. Malls, I had no comment. For me, all look similar. Eh ada yang beda deh, Harganya muahal. Ada sih yang murah kaya $10 gitu tapi kaos oblong (skip it, dont need it). Jadi, hari pertama dihabiskan di Orchard. Yah ok lah, at least ada yang beli sendal jepit beharga $30 (Rp. 210,000). Lumayan buat oleh2.. hahahha.

Think, that's all for the 1st day..berlanjut ke hari berikutnya esok...

Sunday, November 13, 2011

Richest Qatar Proves to the World


The richest country demonstrates to the globe how to be a prosperous.

According to International Monetary Fund (IMF), Qatar is entitled as a richest nation in the world in 2010. Qatar leads to the previous richest country in the world, Luxembourg, and the third rank, Singapore.

Gross Domestic Product (GDP) of Qatar shows the highest $88,221, while Luxembourg, placed number two, has 81,466 of GDP. Qatar is predicted will reach $111,963 by 2016, surpassing Luxembourg’s $94,621 and Singapore’s $70,992, the IMF said.

Qatar as one of the Gulf countries is a small country with small population. Its population is only about 848,016 and the area is 11,586 sq km.

Doha economy is dependent on income derived from the exploitation of oil, natural gas and subsidiary industry. Eighty-five percent of Qatar's export earnings are derived from these industries and reinvested into imports such as food and machinery to sustain Qatar’s rapidly growing economy.

The development of the country becomes one of the priorities of the government. People may easily discover numerous international brand, Qatar shopping centers, high rise office buildings, luxurious hotel, and sophisticated international airport. Furthermore, Qatar will also have the famous Pearl Island. This future manmade island will create a new coastline off Doha's West Bay Lagoon area. There, the visitors will find luxury apartments, villas, town houses, penthouses, 5 Star hotels, an international yacht club, three marinas, international shops and restaurants, entertainment venues, and schools. Last but not least, in 2022, Qatar will hold the biggest event in the world, FIFA World Cup 2022. Surely, all eyes of the world will be on this country. Those incredible assets seem to prove that Qatar is truly the richest country in the world.

Sources:
http://www.arabianbusiness.com/qatar-now-world-s-richest-nation-says-imf-421787.html
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_GDP_(PPP)_per_capita
http://www.qatar.com/Page/The-Pearl-Qatar/53/
http://www.economywatch.com/world_economy/qatar/export-import.html
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/qa.html